091414016

091414016

Jumat, 25 Mei 2012

Sejarah Perkembangan Pelayanan Bimbingan di Sekolah


Pelayanan bimbingan sebagai usaha professional lahir di Amerika Serikat dn berkembang dengan pesat sejak awal abad ini. Terdapat sejumlah factor yang mendorong perkembangan gerakan bimbingan , sampai mendapat tempat di instansi pendidikan sekolah.  Pertama , perhatian terhadap para imigran yang datang ke Amerika Serikat dari kawasan Eropa pada awal abad ini dan membutuhkan pekerjaan yang layak, supaya dapat maju. Kedua , pengaruh dari agama – agama Kristen yang memandang bumi ini sebagai medn pertempuran antara berbagai kekuatan jahat dan beraneka dorongan yang baik.Ketiga , pengaruh dari gerakan Kesehatan Mental, yang mula-mula memperjuangkan perlakuan yang lebih manusiawi terhadap mereka yang ditampung dalam rumah sakit jiwa dan kemudian memperluas aktifitasnya dengan menciptakan jalur dan saluran untuk membantu warga masyarakat lain yang mengalami gangguan mental yang menggrogoti kebahagiaan hidup. Keempat, perubahan social dalam masyarakat, akibat dari perang dunia, resesi ekonomi,pengangguran, undang-undang wajib belajar, tumbuhnya kota-kota besar , dan kemajuan teknologi. Kelima, dampak dari gerakan testing psikologis, yang semakin mengembangkan tes-tes sebagai alat yang dapat diandalkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam kehidupan seseorang. Keenam, subsidi financial dari pemerintah federal yang memungkinkan sekolah-sekolah untuk mengangkat  beberapa konselor sekolah, dalam rangka memulai program pendidikan karier ,bimbingan karier ,penanggulangan kenakalan remaja , pencegahan penggunaan obat bius , dan preverensi terhadap menularnya berbagai penyakit kelamin. Ketujuh, pengaruh dari terapi nondirektif , yang dikembangkan oleh Carl Rogers dan menggantikan pendekatan otoriter serta paternalistic dengan pendekatan yang menekankan kreatif dalam individu sendiri.Berkat pengaruh positif dari semua factor itu pelayanan bimbingan ditanamkan dan dikembangkan , mulai dari pelayanan bimbingan jabatan diluar lingkup lembaga pendidikan sampai pelayanan bimbingan di sekolah , yang mencakup bukan hanya bimbingan jabatan , melainkan pula bimbingan dalam belajar dan bimbingan dala hal-hal yang menyangkut diri sendiri dan juga pergaulan dengan orang lain.Dalam perkembangannya nama asosiasi konseling di Amerika berubah menjadi American Counseling Association pada tahun 1992 dengan 17 divisi.
Sejarah pelayanan bimbingan sebagai usaha professional di Indonesia tidak sepanjang sejarah pelayanan bimbingan di Amerika Serikat; pelayanan ini sejak awal dipusatkan di beraneka lembaga pendidikan sekolah , terutama di jenjang pendidikan sekolah menengah. Secara formal pelayanan bimbingan mulai diintrodusir pada awal tahun 1960-an dan mendapat dorongan dari berbagai factor dalam kehidupan masyarakat, sebagaimana diuraikan dalam bagian terdahulu. Namun titik tolak perluasan pelayanan bimbingan sebagai usaha terencana dan terorganisasi adalah kebutuhan akan bimbingan belajar atau bimbingan pendidikan , bukan kebutuhan akan bimbingan jabatan. Dengan demikian , gerakan Bimbingan dan konseling awal mula merupakan barang impor , ibarat tunas tumbuhan yang dibawa dari lain tempat untuk ditanamkan di Indonesia, dan tidak lahir dari dalam lingkup lembaga pendidikan di lapangan. Selama periode tahun 1970-an mulai melaksanakan 8 proyek perintis sekolah pembangunan dan kurikullum 1975 untuk SMP dan SMA serta kurikulum 1976 untuk SPG. Mulai Dasawarsa 1980-an terbitan buku-buku yang membahas pelayanan bimbingan pada institusi pendidikan bertambah banyak, sebagaimana dapat dilihat dalam daftar judul-judul buku yang disajikan di masyarakat.
Kalau ditahun-tahun sebelumnya pelayanan bimbingan hanya difokuskan pada kesulitan yang dialami siswa selama belajar di SMA, sekarang ini focus diarahkan pada masa sesudah pendidikan di SMA selesai , sehingga pelayanan bimbingan mulai bermakna sebagai penunjang pada persiapan siswa di masa depan. Akhir dasawarsa 1980-an lahir UUSPN No.21 1989 . Undang-undang ini tidak membatasi diri pada pengajaran saja , tetapi justru menonjolkan perkembangan kepribadian sebagai aspek pokok  dalam  pendidikan. Seiring dengan itu dalam BUKU Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling untuk Smu diuraikan , bahwa pelayanan bimbingan dan konseling harus menopang tujuan pendidikan nasional sebagaimana dinyatakan dalam UUSPN No. 21 1989 dan GBHN 1993. Buku ini mengandung beberapa hal yang baru , baik secara eksplisit maupun secara tersirat, bila dibandingkan dengan buku-buku pedoman atau petunjuk yang terbit sebelumnya.Selama awal 1990-an Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia melanjutkan kegiatanya dan menyelenggarakan konvemsi ke 10 tahun 1995 di Surabaya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar